Senin, 11 April 2016



“PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGATERHADAP PRESTASI PENDIDIKAN JASMANI SISWA  SMA TUNAS LUHUR PAITON

TUGAS AKHIR (TA)
“Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan kenaikan kelas XII”



Disusun oleh :
M.RIZAL KHUSNUL ROFIKI
Kelas/Jurusan:
XI-IPS



SMA TUNAS LUHUR (Full Day School)
Jln. Kotaanyar-Sumberanyar-paiton-probolinggo
Tahun 20012/2013
























 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pendidikan merupakan awal untuk pondasi pendidikan. Selanjutnya, sebagai upaya mencapai tujuan membina dan mengarahkan bangsa Indonesia agar menjadi manusia yang seutuhnya, yang siap menghadapi halangan atau hambatan demi tercapainya kesejahteraan bersama. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum sebagai pendidik sekolah, maka pendidikan jasmani juga memiliki tujuan  yang mudah dicapai.
Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk mewujudkan aspek keterampilan dan aspek jasmani pada peserta didik SMA Tunas Luhur Paiton yang terdiri dari berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan kegiatan olahraga seperti voli, basket, tapak suci, dan lain sebagainya. Dengan adanya kegiatan estrakurikuler tersebut, diharapkan prestasi siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani akan lebih baik. Fungsi pendidikan mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi masyarakat. Khususnya di sini dalam pendidikan jasmani atau olahraga. Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam pemilihan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar mata pelajaran dan dapat membantu siswa-siswi mencapai bakat minat siswa-siswi tersebut. Bukan hanya itu, kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah atau madrasah. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab siswa-siswi untuk mencapai suasana rilek dan santai bagi siswa-siswi tersebut.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang maupun perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesejahteraan jasmani, dan kesegaran jasmani. Ada beberapa pendapat tentang pendidikan jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan fisik, mental, dan emosi. Dapat juga dianggap proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, seperti permainan, dan olahraga. Pendidikan jasmani merupakan program aktivitas jasmani yang medianya menggunakan gerak tubuh.
Sebagian dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu secara organik, neuromoskular, perseptual, kognitif, sosial, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran ini dilaksanakan sekolah agar tidak mengganggu proses pembelajaran sisiwa-siswi dan juga untuk memperluas wawasan siswa-siswi tersebut.
Fenomena ini mungkin juga dapat ditemui di SMA Tunas Luhur Paiton. Hal ini membuatpeneliti mengambil judul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton”
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas dapat di buat suatu rumusan masalah sebagai berikut yaitu :
Adakah pengaruh kegiatan estrakurikuler olahraga terhadap prestasi pendidikan jasmani siswa-siswi SMA Tunas Luhur  Paiton?
1.3    Batasan Masalah
Pada penelitian ini, penulis memberikan batasan-batasan penelitian. Penulis hanya melakukan penelitian yang terfokus pada:
1.      Siswa SMA Tunas Luhur Paiton yang mengikuti ekstraurikuler (yang mengikuti ekstrakurikuler)
2.      Ekstrakurikuler meliputi voli, basket, dan tapak suci.
3.      Prestasi belajar siswa pada pelajaran pendidian jasmani.

1.4    Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengaruh kegiatan estrakurikuler olahraga terhadap prestasi pendidikan jasmani siswa-siswi SMA Tunas Luhur Paiton.

1.5    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ilmiah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.      Siswa      : mendorong siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler.
2.      Guru        : menjadikan guru lebih dalam mengajarkan ekstrakurikuler                                                                                                                        agar  siswa lebih banyak yang tertarik untuk mengikuti ekstrakurikuler tersebut.
3.      Peneliti    : pengembangan teori dan konsep yang dimiliki untuk diterapkan di lapangan.

1.6 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler sangatlah mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya pelajaran olahraga. Pengaruh ini dapat kita lihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti suatu ekstrakurikuler, semakin tinggi pula nilai ekstrakurikuler yang diberikan oleh pembimbing ekstrakurikuler tersebut. Sehingga nilai dalam mata pelajaran pendidikan jasmani akan sangat tinggi.




BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pendidikan Jasmani
2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan merupakan awal untuk pondasi pendidikan. Selanjutnya, sebagai upaya mencapai tujuan membina dan mengarahkan bangsa Indonesia agar menjadi manusia yang seutuhnya, yang siap menghadapi halangan atau hambatan demi tercapainya kesejahteraan bersama. Di dalam intensifikasi penyelengaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan Pendidikan Jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.Dengan Pendidikan Jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inofatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani,kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teori, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran paedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya Pendidikan Jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alamiah berkembang searah denganperkembangan zaman.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum sebagai pendidik sekolah, maka pendidikan jasmani juga memiliki tujuan yang mudah dicapai. Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk mewujudkan aspek keterampilan dan aspek jasmani pada peserta didik SMA Tunas Luhur Paiton yang terdiri dari berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan kegiatan olahraga seperti voli, basket, tapak suci, dan lain sebagainya. Dengan adanya kegiatan estrakurikuler tersebut, diharapkan prestasi siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani akan lebih baik. Fungsi pendidikan mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi masyarakat. Khususnya di sini dalam pendidikan jasmani atau olahraga. Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam pemilihan ekstrakurikuler.
2.2 Kegiatan Ekstrakurikuler
2.2.1 Pengertian Ekstrakurikuler
Peran pendidikan harus dipahami bukan saja dalam konteks mikro (kepentingan anak didik yang dilayani melalui proses interaksi pendidikan), juga dalam konteks makro, yaitu kepentingan masyarakat dalam hal ini termasuk kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan yang berada diluar jam pelajaran sekolah, artinya bisa diadakan dilingkungan masyarakat itu sendiri.
Techonly (2009) mengemukakan bahwa: Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan, minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus di selenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah /madrasah.
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki manfaat yang sangat baik bagi siswa yaitu untuk mengembangkan potensi,bakat minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Sedangkan tujuan diselenggarakannya kegiatan ekstrakurikuler disekolah yaitu untuk:
a. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan, minat mereka.
            b. Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatanpeserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok.
Oleh karena itu pendidikan selain terjadi disekolah juga terjadi di lingkungan masyarakat itu sendiri, maka pendidikan khususnya seperti kegiatan ekstrakurikuler harus mampu memperhitungkan individualitas atau karakteristik perbedaan antar individu peserta didik. Demikian halnya apa yang terjadi pada pembinaan pendidikan jasmani disekolah, dimana tujuannya adalah bersifat mendidik, sehingga dalam prosesnya aktivitas jasmani harus merupakan wahana atau pengalaman belajar bagi siswa. Melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ekstrakurikuler mencakup pengembangan pribadi secara menyeluruh. Maksudnya pembinaan tertuju bukan sekedar aspek jasmani saja, tetapi aspek mental dan rohaniah. Secara spesifik tujuannya melalui aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral spiritual.
2.2.2 Fungsi  Kegiatan Ekstrakurikuler
Fungsi kegiatan ekstrakurikuler seperti yang di kemukakan oleh Techonly13 (2009) antara lain adalah:
a.    Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitas  peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b.    Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangka kemampuan dan rasa tanggung jawab social peserta didik.
c.    Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rilek, menggebirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
d.   Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
Dari empat fungsi ekstrakurikuler tersebut di atas, jelaslah terlihat bahwa ekstrakurikuler tidak kalah penting dengan kegiatan intrakurikuler. Bisa dikatakan pendidikan seseorang menjadi cacat jika hanya menjalani kegiatan intrakurikuler saja tanpa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
2.2.3 Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler
Terdapat beberapa prinsip suatu kegiatan sehingga kegiatan tersebut bisa digolongkan dalam jenis kegiatan ekstrakurikuler antara lain yaitu:
a.       Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b.       Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c.       Ketertiban aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d.      Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.
e.       Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f.       Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

2.2.4 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Jenis ekstrakurikuler dapat di kelompokkan ke dalam empat jenis kegiatan yaitu:
a.       Krida, meliputi kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA)
b.      Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR),kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c.       Latihan /lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan.
d.      Seminar, lokakarya, dan pemeran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
2.2.5 Format Kegiatan Ekstrakurikuler
Terdapat lima format dalam kegiatan ekstrakurikuler. Format tersebut yaitu:
a.       Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik secara perorangan.
b.      Kelompok, yaitu format kegiatan yang diikuti kelompok-kelompok pesrta didik.
c.       Klasikal, yaitu format kegiatan yang diikuti peserta didik dalam satu kelas.
d.      Gabungan, yaitu format kegiatan yang diikuti oleh peserta didik antarkelas/antarsekolah/madrasah.
e.       Lapangan, yaitu format kegiatan yang diikuti seorang atau peserta didik melalui kegiatan di luar keles atau kegiatan lapangan.

Dari penjelasan mengenai kegiatan ekstrakurikuler di atas, jelas penulis dapat klasifikasikan kegiatan ekstrakurikuler kecabang olahraga merupakan salah satu jenis kegiatan ekstrakurikuler karena merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan potensi, minat dan bakat siswa serta memberikan kesempatan pada mereka untuk mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok, dari segi fungsi, prinsip, dan format kegiatannya pun sangat memenuhi kriteria bahwa kegiatan ekstrakurikuler ke cabang olahraga sangat penting keberadaanya di tiap sekolah, baik itu pada jenjang pendidikan dasar, menengah, maupun perguruan tinggi sekalipun.
2.2.6 Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler
Dampak positif pengaruh kegiatan ekstrakurikuler :
a. Memberikan wawasan non akademik. Yang dapat membantu siswa dalam membentuk pribadi dan karakter, serta menemukan jati diri siswa.
b. sebagai sarana penyaluran bakat. Contoh : Seorang anak yang suka dengan musik dapat menyalurkan bakatnya pada ekstrakurikuler kesenian.
c. Memberikan wawasan akademik.
Contoh :
● Membentuk karakter siswa.
● Menunjang prestasi belajar siswa.
2.3 Prestasi Belajar
2.3.1 Pengertian Prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran

.
2.3.2 Pengertian Belajar
Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu peruahan dalam dirinya.
Depdiknas (2008) mendefinisikan belajar “ sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi atau pengalaman ”. Selanjutnya Rusyan (1990:5) mengemukakan bahwa “ belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi melalui lingkungan ”.
Senada dengan Rusyan, Surakhmad (1984:65) mengemukakan bahwa :
Belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam satu situasi, bukan di dalam ruang hampa.Situasi belajar ini ditandai dengan adanya motif-motif yang ditetapkan atau diterima oleh murid.
 Dari beberapa pengertian belajar yang telah di kemukakan di atas secara umum dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan.
Jadi pada intinya orang yang belajar tidak sama keadaanya dengan sebelum mereka melakukan perbuatan belajar itu. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa: (1) dalam belajar faktor perubahan perilaku harus ada, tidak dikatakan belajar apabila di dalamnya tidak ada perubahan perilaku, (2) perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan kecakapan/keterampilan baru, dan (3) perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja.
Dari uraian di atas dapatlah dikatakan bahwa tujuan belajar yaitu mengadakan tingkah laku dan perbuatannya. Perubahan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, keterampilan, suatu kebiasaan, suatu sikap, suatu pengertian, sebagai pengetahuan atau penerimaan dan panghargaan.
2.3.3 Prinsip Dan Ciri Belajar
Dalam mengerjakan sesuatu seseorang harus mempunyai prinsip-prinsip tertentu, begitu juga halnya dengan belajar. Untuk menertibkan diri dalam belajar harus mempunyai prinsip sebagaimana yang diketahui prinsip belajar memang kompleks tetapi dapat juga dianalisis dan diperinci dalam bentuk-bentuk prinsip atau  azas belajar sebagaimana yang dinyatakan oleh Oemar Hamalik (9183:23) meliputi : ‘‘Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungan”. Belajar harus senantiasa bertujuan, searah dan jelas bagi siswa.
Jadi belajar adalah memahami, usaha mencari, menemukan dan melihat seluk beluk sesuatu, memecahkan masalah tidak hanya dalam pelajaran eksakta, tetapi juga dalam mempelajari keterampilan motoris. Sedangkan rangkaian dalam kegiatan belajar itu mempunyai ciri-ciri tertentu, Rusyan (1990:9) mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:
a.       Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mereaksi dan melampaui.
b.       Proses belajar yang terbaik adalah apabila siswa mengetahui status dan kemajuan.
c.       Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari beberapa prosedur.
Agar memperoleh kesuksesan dalam belajar, siswa dalam belajar perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan merangsang aktifitas belajar itu sendiri.
b.      Mengoptimalkan hasil belajar.
c.       Mengerjakan tugas dengan baik.
Kesuksesan belajar sebenarnya tidak terlepas dari cara belajar yang siswa laksanakan itu sendiri. Belajar pada intinya tertumpu pada berbagai kegiatan untuk menambah ilmu, dan wawasan untuk bekal hidup di masa sekarang dan masa mendatang. Oleh karena itu belajar yang sungguh-sungguh di harapkan siswa memperoleh hasil yang memuaskan, sehingga tujuan hidup dan cita-cita di harapkan dapat terlaksana.
Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri. Senantiasa ada hambatan dan rintangan dalam belajar, karena siswa itu harus sanggup menghadapi atau mengatasi secara tepat. Belajar memerlukan bimbingan baik itu dari guru atau tuntutan dari buku pelajaran itu sendiri.
Jenis belajar yang paling utama ialah belajar yang berfikir kritis, lebih baik daripada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.Cara belajar yang paling efektif adalam dalam pembentukan pemecahan masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah tersebut disadari berama.
Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari, sehingga diperoleh pengertian-pengertian. Belajar memerlukan latihan dan ulangan, agar apa-apa yang di pelajari dapat di kuasai. Belajar harus di sertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan. Belajar di anggap berhasil apabila si pelajar telahsanggup menerapkan dalam prakteknya.
Banyak siswa yang telah belajar dengan giat tetapi usahanya itu tidak memberikan hasil yang di harapkan, dan sering kali memberikan kegagalan, bekerja keras belum tentu menjamin seseorang dapat belajar dengan berhasil. Di samping itu seorang siswa perlu memperhatikan syarat-syarat dapat belajar secara efisien atau belajar dengan baik. Di antara syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Rohani yang sehat, tidak berpenyakit saraf, tidak mengalami gangguan emosional, senang dan stabil.
b.      Tempat balajar menyenangkan, cukup udara, cukup matahari, penerangan yang memadi.
c.       Tersedia cukup bahan dan alat-alat yang diperlukan, dan alat-alat itu untuk menjadi sumber belajar dan alat sebagai pembantu belajar.
2.3.4 Pengertian prestasi belajar
Kemampuan kognitif, efektif dan psikomotor siswa sangat menentuan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Makmun (1998:111-112) mengemukakan tentang prestasi belajar dapat dimanifestasikan ke dalam bentuk perubahan perilaku belajar berupa:
a.       Pertambahan ilmu pengetahuan yang berupa fakta-fakta,informasi, prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah, prosedur-prosedur atau pola kerja atau teori sistem nilai.
b.      Penguasaan pola-pola perilaku kognitif, perilaku efektif dan perilaku psikomotor.
c.       Perubahan dalam sikap-sikap kepribadian.
 Jadi prestasi belajar dapat diartikan sebagai gambaran keberhasilan seseorang dalam mewujudkan kemampuan yang dimilikinya. Prestasi belajar tersebut berupa perubahan perilaku, perubahan dalam pola kepribadian dan nilai atau angka-angka sebagai wujud dalam kongkrit yang dapat dilihat.
Adapun prestasi dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktifitas belajar yang telah dilakukuan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang beranggap khusus mengartikan bahwa balajar menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
 Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat di jelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan nilai informasi-informasi yag diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperhatikan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.


2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, wangmuba (2009) mengemukakan antara lain:
Faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah factor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
a.  Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat di golongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan atau intelegensi, baka, minat dan motivasi.
1)      Kecerdasan Atau Intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat di tentukan tinggi rendahnya intelegrasi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Ada kalanya perkembangan ini di tandai oleh kemajuan-kemajuan yang berada antara satu anak dengan anak yang lain. Sehingga seorang anak di usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi di bandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu factor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
2.Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang dimiliki seorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dangan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata ampitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu”. Dari pendapat diatas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat di tentukan oleh bakat yang dimilikinya .
3. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang di sertai dengan rasa sayang. Menurut Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah di pelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.
4.Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang medorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat di tingkatkan. Demikian pula dalam kaegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dangan kehendak sendiri belajar secara aktif.

b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar dari siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu, Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat”
1)      Keadaan Keluarga
 Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto(1995:60) bahwa:
Keluaraga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidikan dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tantang cara belajar anak di rumah. Perhatian ornag tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
2)      Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, sarana prasarana pembelajaran dan kurikulum. Hubungan antara diri dan siswa kurang baik kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Menurut Kartono (1995) mengemukakan “guru di tuntut menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar”. Oleh sebab itu, guru harus di tuntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan di sajikan, dan mamiliki metode yang tepat dalam mengajar.
3. Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat:
Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi anak, terutama anak-anak sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tidak menentu, anak pun dapat terpengaruh pula.
Demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
Tidak terkecuali dengan olahraga, jika anak berada pada lingkungan tempat tinggal masyarakat yang gemar berolahraga, maka kemungkinan besar anakpun akan gemar terhadap olahraga pula. Dan kondisi masyarakat seperti itulah yang diharapkan oleh pendidikan jasmani khususnya dan negara pada umumnya.

2.5Pengaruh Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi
Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara berkoordinasi dan terarah. Dengan Demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih maju.Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu di perhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.Kegiatan-kegiatan siswa di sekolah khususnya kegiatanekstrakurikuler merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.Yang dimaksud dengan kegiatan terkoordinasi di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler dibimbing oleh guru, sehingga waktu pelaksanaan berjalan dengan baik.
Dengan Demikian, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan yang tinggi. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran lainnya, bahwa dapat dilaksanakan di sela-sela penyampaian materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan Bagian penting dari kurikulum sekolah.Kegiatan ini menjadi salah satu unsure penting dalam membangun kepribadian murid. Seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987) sebagai berikut:
  1. Kegiatan ekstrakurikuler harus meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor.
  2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
  3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.
Dari tujuan ekstrakurikuler di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas dan biasanya yang membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru bidang studi yang bersangkutan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Salah satu ciri kegiatan ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hampir semua minat remaja dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.Hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran ekstrakurikuler dan berdampak pada hasil belajar di ruang kelas yaitu pada mata pelajaran tertentu yang ada hubungannya dengan ekstrakurikuler yaitu mendapat nilai baik pada pelajaran tersebut. Biasanya siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler akan terampil dalam berorganisasi, mengelola, memecahkan masalah sesuai karakteristik ekstrakurikuler yang digelutinya.






BAB III
METODE PENELITIAN
3.1    Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian menurut pendekatan kuantitatif.Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan jumlah sampel besar. Pada penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk memperoleh data.
3.6  Prosedur Penelitian
     Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1.      Tahap persiapan
2.      Tahap pelaksanaan
3.      Tahap pengamatan
3.6.1        Tahap Persiapan
Menyiapkan daftar pernyataan dan soal-soal untuk kemudian disusun menjadi angket
Mengetik angket sesuai judul
 

Mengkopi angket sebanyak obyek penelitian

3.6.2        Tahap Pelaksanaan
      Tahap pelaksanaan ini meliputi langkah-langkah kerja dalam pengumpulan dan penelitian obyek dengan menggunakan angket, langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut :
                                                        Mencari obyek
                       

Menyebarkan angket kepada obyek penelitian yang telah ditentukan
 


Angket yang telah disebarkan kemudian di jawab oleh obyek pengamatan
 

Angket yang telah disebarkan di tarik kembali untuk kemudian diamati

3.6.3  Tahap Pengamatan
Parameter yang diamati meliputi :
1.Tingkat perbedaan prestasi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler dengan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler.
Dari populasi yang ada, di ambil beberapa sebagai sampel penelitian

 


Peneliti melakan pengamatan  berdasarkan hasil terbanyak pada angket
 




Kemudian catat hasil pada tabel yang dihitung dengan rumus



                 
Diamati hasil prestasi dengan angket lalu dilakukan perbandingan

3.7  Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kuantitatif dengan persentase. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Hasil Presentase ×100
Untuk mempermudah penafsiran terhadap hasil persentase, maka digunakan klasifikasi persentase (Arikunto, 1998:246). Kemudian hasilnya dideskripsikan sebagai penelitian kualitatif. Selanjutnya data yang bersifat kuantitatif dalam bentuk angka-angka hasil perhitungan pencarian persentase dimaksud untuk mengetahui status sesuatu yang dipersentasikan.











BAB IV
HASIL  DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
          Setelah membagikan angket ke siswa siswi SMA Tunas Luhur (Full Day School) Paiton angket kemudian di  analisis dengan lebih lanjut dan kemudian hasilnya dicatat pada tabeldi bawah ini :
Tabel 4.1 HasilPengaruhKegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton.
No
Pertanyaan
Ya
Tidak
1.
Apakah anda suka berolahraga?
93%
7%
2.
Apakah anda menyukai pelajaran Pendidikan Jasmani?

86%
14%
3.
Apakah ekstrakurikuler olahraga dapat menghilangkan stres dan membantu daya pikir anda menjadi lebih baik?
80%
20%
4.
Apakah ekstrakurikuler olahraga di SMA TL baik bagi prestasi Pendidikan Jasmani  anda?
86%
14%
5.
Apakah ekstrakurikuler olahraga yang anda ikuti juga banyak membantu prestasi belajar  di sekolah?
63%
37%
6.
Apakah dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler olahraga semangat belajar anda menjadi lebih baik?
70%
30%
7.
Apakah ekstrakurikuler olahraga yang anda ikuti sesuai dengan kemampuan anda?
86%
14%
8.
Apakah nilai pelajaran Pendidikan Jasmani anda menjadi lebih baik setelah mengikuti ekstrakurikuler olahraga ?
70%
30%
9.
Apakah waktu belajar anda terganggu dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga?
26%
74%
10.
Apakah nilai mata pelajaran Pendidikan Jasmani menurun jika waktu belajar anda terpotong kegiatan ekstrakurikuler olahraga?
20%
80%
11.
Apakah anda menyukai Pelajaran Pendidikan jasmani?
83%
17%
12.
Apakah ekstrakurikuler olahraga dapat menghilangkan stres?
86%
14%

4.2 Pembahasan
No
Pertanyaan
Iya
Tidak
1.
Apakah anda suka berolahraga?
93%
7%


Dari penelitian yang diambil sesuai data angket diatas, dapat diketahui bahwaPengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton menyatakan sebanyak (28) 93% menyukai olahraga dan (2)7% menyatakan tidak senang dengan olahraga. Mereka senang karena olahraga adalah pelajaran yang sangat menyenangkan dan dapat membuat diri kita segar,tidak terlihat lemas.
No
Pertanyaan
Iya
Tidak
2.
Apakah anda menyukai pelajaran Pendidikan Jasmani?
          86%
14%
            Dari penelitian yang diambil sesuai data angket diatas, dapat diketahui bahwa Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton menyatakan sebanyak (26)86%  menyukai pelajaran Pendidikan Jasmani, mereka menyukai pelajaran Pendidikan Jasmani karena pelajaran tersebut pelajaran yang sangat menyenangkan dan (4)14% menyatakan siswa tidak menyukai pelajaran Pendidikan Jasmani. Mereka senang menyukai pelajaran Pendidikan Jasmani karena pelajaran tersebut membuat tubuh kita menjadi bugar.
No
Pertanyaan
Iya
Tidak
3.
Apakah ekstrakurikuler olahraga dapat menghilangkan stres dan membantu daya pikir anda menjadi lebih baik?
80%
20%
Dari penelitian yang diambil sesuai data angket diatas, dapat diketahui bahwa bahwa Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton menyatakan sebanyak (24)80% merasa pelajaran ekstrakurikuler olahraga dapat menghilangkan stress dan membantu daya pikir anda menjadi lebih baik dan (6)20% menyatakan ekstrakurikuler olahraga tidak dapat menghilangkan stress dan tidak membantu daya pikir siswa menjadi lebih baik. Mereka berfikir kalau mengikuti ekstrakurikuler olahraga,mereka akan menjadi yang lebih baik dan bisa membantu daya fikir mereka.
No
Pertanyaan
Iya
Tidak
4.
Apakah ekstrakurikuler olahraga di SMA Tunas Luhur baik bagi prestasi Pendidikan Jasmani  anda?
86%
14%
            Dari penelitian yang diambil sesuai data angket diatas, dapat diketahui bahwa Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton menyatakan (26)86% ekstrakurikuler olahraga di SMA Tunas Luhur baik bagi prestasi pendidikan jasmani dan (4)14% ekstrakurikuler olahraga di SMA Tunas Luhur tidak baik bagi prestasi pendidikan jasmani. Menurut mereka dengan adanya ekstrakurikuler olahraga membuat daya fikir dan prestasi kita akan membaik terutama bagi prestasi Pendidikan Jasmani mereka.
No
Pertanyaan
Iya
Tidak
5.
Apakah ekstrakurikuler olahraga yang anda ikuti juga banyak membantu prestasi belajar  di sekolah?
63%
37%
            Dari penelitian yang diambil sesuai data angket diatas, dapat diketahui Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton menyatakan (19)15% ekstrakurikuler olahraga yang siswa-siswa ikuti juga banyak membantu prestasi belajar  di sekolah dan (11)85% ekstrakurikuler olahraga yang siswa-siswi ikuti tidak banyak membantu prestasi belajar di sekolah. Menurut mereka ekstrakurikuler olahraga juga banyak membantu prestasi belajar mereka di sekolah.

No
Pertanyaan
Iya
Tidak
6.
Apakah dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler olahraga semangat belajar anda menjadi lebih baik?
70%
30%
Dari penelitian yang diambil sesuai data angket diatas, dapat diketahui bahwa Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton menyatakan (21)70% dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler olahraga semangat belajar anda menjadi lebih baik dan (9)30% dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler olahraga semangat belajar anda menjadi tidak baik. M      enurut mereka dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler olahraga semangat belajar mereka akan menjadi lebih baik karena fikiran mereka kalau sudah olahraga akan terasa rileks.
No
Pertanyaan
Iya
Tidak
7.
Apakah ekstrakurikuler olahraga yang anda ikuti sesuai dengan kemampuan anda?
86%
14%
            Dari penelitian yang diambil sesuai data angket diatas, dapat diketahui bahwa Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton menyatakan (26)86% ekstrakurikuler olahraga yang siswa-siswi ikuti sesuai dengan kemampuan anda dan (4)14% ekstrakurikuler olahraga yang siswa-siswi ikuti tidak sesuai dengan kemampuan anda. Menurut mereka ekstrakurikuler olahraga yang mereka ikuti sesuai dengan kemampuan mereka, karena mereka memilih sendiri ekstrakurikuler yang terbaik bagi diri sendiri/kemauanya sendiri.


No
Pertanyaan
Iya
Tidak
8.
Apakah nilai pelajaran Pendidikan Jasmani anda menjadi lebih baik setelah mengikuti ekstrakurikuler olahraga ?
70%
30%
Dari penelitian yang diambil sesuai data angket diatas, dapat diketahui bahwa Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton menyatakan (21)70% nilai pelajaran Pendidikan Jasmani siswa-siswi menjadi lebih baik setelah mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan (9)30% nilai pelajaran Pendidikan Jasmani siswa-siswi menjadi tidak baik/menurun  setelah mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Menurut mereka nilai pelajaran Pendidikan Jasmani mereka menjadi lebih baik setelah mengikuti ekstrakurikuler olahraga, Karena setelah selesai mengikuti ekstrakurikuler pikiran kita akan lebih baik dan mereka bisa berfikir dengan baik.
No
Pertanyaan
Iya
Tidak
9.
Apakah waktu belajar anda terganggu dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga?
26%
74%
            Dari penelitian yang diambil sesuai data angket diatas, dapat diketahui bahwa Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton menyatakan (8)26% waktu belajar siswa-siswi terganggu dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan (22)74% waktu belajar siswa-siswi tidak terganggu dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Menurut mereka waktu belajar mereka tidak terganggu dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga, karena mereka lebih menyukai mengikuti kegietan ekstrakurikuler olahraga ketimbang pelajaran dalam sekolah.
No
Pertanyaan
Iya
Tidak
10.
Apakah nilai mata pelajaran Pendidikan Jasmani menurun jika waktu belajar anda terpotong kegiatan ekstrakurikuler olahraga?
20%
80%
Dari penelitian yang diambil sesuai data angket diatas, dapat diketahui bahwa Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton menyatakan (6)20% nilai mata pelajaran Pendidikan Jasmani menurun jika waktu belajar siswa-siswi terpotong kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan (24)70% nilai mata pelajaran Pendidikan Jasmani tidak/meningkat menurun jika waktu belajar siswa-siswi terpotong kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Menurut mereka nilai mata pelajaran Pendidikan Jasmani tidak menurun jika waktu belajar mereka terpotong kegiatan ekstrakurikuler olahraga, karena mereka berfikir kalau kegiatan ekstrakurikuler olahraga menambah semangat belajar mereka.
No
Pertanyaan
Iya
Tidak
11.
Apakah anda menyukai pelajaran Pendidikan Jasmani?
83%
17%
Dari penelitian yang diambil sesuai data angket diatas, dapat diketahui bahwa Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton menyatakan (25)83% siswa-siswi menyukai pelajaran Pendidikan Jasmani dan (5)17% siswa-siswi tidak menyukai pelajaran Pendidikan Jasmani. Menurut mereka pelajaran Pendidikan Jasmani pelajaran yang banyak di senangi siswa-siswi, karena pelajaran Pendidikan Jasmani pelajaran yang bebas mau melakukan olahraga apa saja.

No
Pertanyaan
Iya
Tidak
12.
Apakah ekstrakurikuler olahraga dapat menghilangkan stress?
86%
14%
Dari penelitian yang diambil sesuai data angket diatas, dapat diketahui bahwa Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton menyatakan (26)86% ekstrakurikuler olahraga dapat menghilangkan stress dan (4)14% ekstrakurikuler olahraga tidak dapat menghilangkan stress. Menurut mereka ekstrakurikuler olahraga dapat menghilangkan stress, karena pelajaran tersebut d luar fikiran siswa-siswi.














BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
            Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa siswa SMA Tunas Luhur (Full Day School) Paiton merasa berkonsentrasi saat belajar jika diiringi dengan olahraga, siswa lebih senang memilih berolahraga karena mereka tahu bahwa sebenarnya olahraga dapat membuat pikiran kita lebih rilek/santai, menurut siswa olahraga menyebabkan dirinya semangat untuk belajar.Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas dan biasanya yang membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru bidang studi yang bersangkutan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Salah satu ciri kegiatan ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hampir semua minat remaja dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.Hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran ekstrakurikuler dan berdampak pada hasil belajar di ruang kelas yaitu pada mata pelajaran tertentu yang ada hubungannya dengan ekstrakurikuler yaitu mendapat nilai baik pada pelajaran tersebut. Biasanya siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler akan terampil dalam berorganisasi, mengelola, memecahkan masalah sesuai karakteristik ekskul yang digelutinya.
5.2 Saran
                  Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat menyarankan:
a.       Bagi guru bahwa olahraga baik untuk kesehatan, rileks, terutama untuk pikiran siswa, sehingga sebaiknya guru-guru menyarankan kepada siswa agar berolahraga jika masih ingin dirinya menjadi sukses dan berprestasi.

b.      Bagi siswa, hendaklah lebih memperhatikan akan manfaat berolahraga bagi tubuh kita, selain kita sering sakit-sakitan daya ingat dan konsentrasinya juga akan berkurang.
c.       Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, untuk itu diharapkan ada penelitian yang dapat mengembangkan penelitian ini, dan penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian atau pustaka dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang lebih relevan.
















DAFTAR PUSTAKA
Arie, Sandy Hefanto. 2008. Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Suatau Pendekatan Praktek. Jakarta : Renika Cipta















LAMPIRAN
Lembar Angket
“Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap Prestasi Pendidikan Jasmani Siswa  SMA Tunas Luhur Paiton”
Nama                           :
Kelas                           :
Ekstrakurikuler            :
1.      Apakah anda suka berolahraga?
a)    Ya
b)    Tidak
2.      Apakah anda menyukai pelajaran pendidikan jasmani?
a)    Ya
b)    Tidak
3.      Apakah ekstrakurikuler olahraga dapat menghilangkan stress dan membantu daya pikir anda menjadi lebih baik?
 a)   Ya
b)   Tidak
4.      Apakah ekstrakurikuler olahraga di SMA Tunas Luhur baik bagi prestasi pendidikan jasmani  anda?
a)   Ya
b)   Tidak
5.      Apakah ekstrakurikuler olahraga yang anda ikuti juga banyak membantu prestasi belajar  di sekolah?
a)   Ya
b)   Tidak
6.      Apakah dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler olahraga semangat belajar anda menjadi lebih baik?
a)    Ya
b)   Tidak
7.      Apakah ekstrakurikuler olahraga yang anda ikuti sesuai dengan kemampuan anda?
a)    Ya
b)    Tidak
8.      Apakah nilai pelajaran Pendidikan Jasmani anda menjadi lebih baik setelah mengikuti ekstrakurikuler olahraga ?
a)    Ya
b)    Tidak
9.      Apakah waktu belajar anda terganggu dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga?
a)    Ya
b)    Tidak
10.  Apakah nilai mata pelajaran pendidikan jasmani menurun jika waktu belajar anda terpotong kegiatan ekstrakurikuler olahraga?
a)    Ya
b)    Tidak
11.  Apakah anda menyukai pelajaran pendidikan jasmani?
c)    Ya
d)   Tidak
12.  Apakah ekstrakurikuler olahraga dapat menghilangkan stress?
 a)   Ya
b)   Tidak